Jalan Asia-Afrika, merupakan jalan utama di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk di Kota Bandung. Kawasan Asia Afrika, membentang melintasi tugu KM 0 pusat. Tugu KM 0 ini merupakan titik awal lahirnya Bandung.Dahulu ketika Belanda masih menguasai Indonesia, Gubernur Jenderal Belanda, Herman Willem Daendels, memerintahkan untuk membangun jalan raya pos Anyer-Panarukan sepanjang 1000 km, termasuk Jalan Raya Pos di Bandung (sekarang Jl. Asia Afrika). Pada tahun 1810 ketika mengunjungi Bandung, Daendels dan Bupati Bandung, Wiranatakusumah II, meresmikan Jembatan Cikapundung. Sembari menancapkan tongkat di sebuah titik, Daendels berkata, "Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd" yang artinya "Coba usahakan, bila aku datang kembali, di tempat ini telah dibangun sebuah kota" (Daendels, 1810). Titik dimana tongkat itu ditancapkan, menjadi titik 0 KM Bandung.
Tugu 0 KM Bandung |
Selain tugu 0 KM, terdapat pula peninggalan-peninggalan sejarah yang terletak di Jalan Asia Afrika, diantaranya adalah dua hotel bersejarah di Kota Bandung, yaitu Grand Hotel Preanger dan Savoy Homann.
Grand Hotel Preanger, merupakan salah satu hotel bintang lima di Kota Bandung. Mulanya, hotel ini adalah sebuah toko yang menjual berbagai kebutuhan pengusaha perkebunan di Priangan yang berasal dari Eropa pada 1987. Toko ini menjadi tempat pertemuan The Preanger Planters (sebutan untuk pengusaha perkebunan pada saat itu). Sebagai tempat pertemuan, akhirnya para Preanger Planters pun memutuskan untuk menjadikan toko tersebut sebagai sebuah tempat yang nyaman bagi mereka untuk berdiam menikmati suasana Priangan, sehingga dijadikan sebuah hotel.
Grand Hotel Preanger, An Art Deco Hotel by Schoemacker Pictures courtesy:Grand Hotel Preanger files |
Selanjutnya Preanger Hotel mendapatkan beberapa pemugaran oleh arsitek Schoemacker yang dibantu oleh asistennya Ir. Soekarno (Presiden pertama Indonesia). Schoemacker memberikan sentuhan Art Deco pada hotel ini dengan ciri khas bangunan berbentuk kotak-kotak dan berundak.
Grand Hotel Preanger dan Savoy Homann merupakan tempat dimana para tokoh nasional, bahkan dunia menginap ketika mereka berkunjung ke Bandung. Salah satunya pada pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Para negarawan dari berbagai negara di Asia dan Afrika bermalam dan menikmati suasana Bandung di kedua hotel ini.
Kedua hotel ini pun, masuk ke dalam daftar bangunan cagar budaya di Kota Bandung yang masih bertahan. Walaupun telah mengalami beberapa perbaikan pada bangunannya dan diberi sentuhan modern pada interior kamarnya, kedua hotel ini tetap menjaga keaslian bangunan sebagai saksi sejarah Kota Bandung.
Di seberang Savoy Homann Hotel, Anda dapat mengunjungi Kantor "Pikiran Rakyat", yaitu surat kabar yang menjadi simbol Jawa Barat. Di depan Kantor "Pikiran Rakyat", terdapat replika Mesin Cetak Guttenberg, yang merupakan simbol sejarah perkembangan "Jurnalisme".
Selanjutnya, bangunan bersejarah lainnya di Jalan Asia Afrika Bandung adalah Gedung Merdeka, yang dulu dikenal dengan sebutan "Concordia". Gedung Merdeka merupakan tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955 yang menghasilkan suatu rumusan yang disebut dengan "Dasasila Bandung". Saat ini, Gedung Merdeka dijadikan sebagai Museum Asia Afrika yang didalamnya terdapat benda-benda peninggalan sejarah Konferensi Asia Afrika, serta sejarah Indonesia. Selain itu terdapat replika para negarawan yang hadir pada saat itu.
Jalan Asia Afrika merupakan titik pusat Kota Bandung dimana terdapat Alun-Alun dan Masjid Raya Jawa Barat yang memiliki dua menara, dimana para pengunjung dapat melihat Kota Bandung secara keseluruhan. Masjid ini terletak bersebrangan dengan Kantor Pos Besar Kota Bandung sebagai bangunan bersejarah lainnya di sepanjang jalan ini, serupa dengan gedung yang saat ini difungsikan sebagai Kantor PLN Distribusi Jabar Banten.
Selain bangunan bersejarah, Jalan Asia Afrika merupakan akses utama menuju pusat perbelanjaan Kings Shopping Centre dan Pasar Baru, dimana Anda dapat menemukan berbagai kebutuhan fashion seperti baju, kerudung, kain brokat, kain batik, berbagai aksesoris, tas, serta adapula barang-barang kebutuhan rumah tangga yang berkualitas dengan harga terjangkau. Selain itu, Jalan Asia Afrika juga dekat dengan pusat kebutuhan aksesoris, souvenir, dan kebutuhan peribadatan khas Tionghoa yang terletak di Jalan CIbadak. Jalan Cibadak merupakan tempat digelarnya perayaan Cap Gomeh terbesar di Kota Bandung sebagai salah satu cerminan budaya Tionghoa yang dilestarikan.
Akses menuju Jalan ABC, Jalan Banceuy dimana terletak pusat onderdil dan kebutuhan kelistrikan serta rumah tangga di Kota Bandung, juga mudah dijangkau dari Jalan Asia Afrika.
Selain itu, kuliner khas Jawa Barat dapat Anda temukan setiap malamnya di sebrang Savoy Homann Hotel. Beragam makanan mulai dari tahu gejrot, sekoteng, bubur ayam, hingga nasi goreng dengan harga yang sangat terjangkau. Selain itu, adapula Soto Bandung "Ojo Lali" di Jalan Cibadak yang menjadi primadona bagi setiap wisatawan yang datang berkunjung ke Kota Bandung.
Berbagai moda transportasi pun melintas menuju Jalan Asia Afrika, sehingga bagi Anda yang tidak membawa kendaraan pribadi, Anda dapat menggunakan transportasi umum yang tersedia. Seperti Angkutan Kota Jurusan Kalapa (berhenti di samping Grand Hotel Prenager Jalan Tamblong) serta Becak. Namun, kami menyarankan agar Anda berjalan kaki menyusuri Jalan Aisa Afrika, agar Anda dapat menikmati suasana sejarah Kota Bandung dan mengenal lebih dekat bangunan-bangunan bersejarah, serta tentunya berfoto untuk mengabadikan momen jalan-jalan Anda! Selamat menikmati :) /rjp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar