Sabtu, 28 April 2012

Jalan Asia Afrika, Kilas Balik Sejarah Kota Bandung, Indonesia, dan Dunia.

Jalan Asia-Afrika, merupakan jalan utama di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk di Kota Bandung. Kawasan Asia Afrika, membentang melintasi tugu KM 0 pusat. Tugu KM 0 ini merupakan titik awal lahirnya Bandung.Dahulu ketika Belanda masih menguasai Indonesia, Gubernur Jenderal Belanda, Herman Willem Daendels, memerintahkan untuk membangun jalan raya pos Anyer-Panarukan sepanjang 1000 km, termasuk Jalan Raya Pos di Bandung (sekarang Jl. Asia Afrika). Pada tahun 1810 ketika mengunjungi Bandung, Daendels dan Bupati Bandung, Wiranatakusumah II, meresmikan Jembatan Cikapundung. Sembari menancapkan tongkat di sebuah titik, Daendels berkata, "Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd" yang artinya "Coba usahakan, bila aku datang kembali, di tempat ini telah dibangun sebuah kota" (Daendels, 1810). Titik dimana tongkat itu ditancapkan, menjadi titik 0 KM Bandung.

Tugu 0 KM Bandung


Selain tugu 0 KM, terdapat pula peninggalan-peninggalan sejarah yang terletak di Jalan Asia Afrika, diantaranya adalah dua hotel bersejarah di Kota Bandung, yaitu Grand Hotel Preanger dan Savoy Homann.
Grand Hotel Preanger, merupakan salah satu hotel bintang lima di Kota Bandung. Mulanya, hotel ini adalah sebuah toko yang menjual berbagai kebutuhan pengusaha perkebunan di Priangan yang berasal dari Eropa pada 1987. Toko ini menjadi tempat pertemuan The Preanger Planters (sebutan untuk pengusaha perkebunan pada saat itu). Sebagai tempat pertemuan, akhirnya para Preanger Planters pun memutuskan untuk menjadikan toko tersebut sebagai sebuah tempat yang nyaman bagi mereka untuk berdiam menikmati suasana Priangan, sehingga dijadikan sebuah hotel.
Grand Hotel Preanger, An Art Deco Hotel by Schoemacker
Pictures courtesy:Grand Hotel Preanger files

Selanjutnya Preanger Hotel mendapatkan beberapa pemugaran oleh arsitek Schoemacker yang dibantu oleh asistennya Ir. Soekarno (Presiden pertama Indonesia). Schoemacker memberikan sentuhan Art Deco pada hotel ini dengan ciri khas bangunan berbentuk kotak-kotak dan berundak.

Grand Hotel Preanger dan Savoy Homann merupakan tempat dimana para tokoh nasional, bahkan dunia menginap ketika mereka berkunjung ke Bandung. Salah satunya pada pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Para negarawan dari berbagai negara di Asia dan Afrika bermalam dan menikmati suasana Bandung di kedua hotel ini.

Kedua hotel ini pun, masuk ke dalam daftar bangunan cagar budaya di Kota Bandung yang masih bertahan. Walaupun telah mengalami beberapa perbaikan pada bangunannya dan diberi sentuhan modern pada interior kamarnya, kedua hotel ini tetap menjaga keaslian bangunan sebagai saksi sejarah Kota Bandung.

Di seberang Savoy Homann Hotel, Anda dapat mengunjungi Kantor "Pikiran Rakyat", yaitu surat kabar yang menjadi simbol Jawa Barat. Di depan Kantor "Pikiran Rakyat", terdapat replika Mesin Cetak Guttenberg, yang merupakan simbol sejarah perkembangan "Jurnalisme".

Selanjutnya, bangunan bersejarah lainnya di Jalan Asia Afrika Bandung adalah Gedung Merdeka, yang dulu dikenal dengan sebutan "Concordia". Gedung Merdeka merupakan tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955 yang menghasilkan suatu rumusan yang disebut dengan "Dasasila Bandung". Saat ini, Gedung Merdeka dijadikan sebagai Museum Asia Afrika yang didalamnya terdapat benda-benda peninggalan sejarah Konferensi Asia Afrika, serta sejarah Indonesia. Selain itu terdapat replika para negarawan yang hadir pada saat itu.

Jalan Asia Afrika merupakan titik pusat Kota Bandung dimana terdapat Alun-Alun dan Masjid Raya Jawa Barat yang memiliki dua menara, dimana para pengunjung dapat melihat Kota Bandung secara keseluruhan. Masjid ini terletak bersebrangan dengan Kantor Pos Besar Kota Bandung sebagai bangunan bersejarah lainnya di sepanjang jalan ini, serupa dengan gedung yang saat ini difungsikan sebagai Kantor PLN Distribusi Jabar Banten.

Selain bangunan bersejarah, Jalan Asia Afrika merupakan akses utama menuju pusat perbelanjaan Kings Shopping Centre dan Pasar Baru, dimana Anda dapat menemukan berbagai kebutuhan fashion seperti baju, kerudung, kain brokat, kain batik, berbagai aksesoris, tas, serta adapula barang-barang kebutuhan rumah tangga yang berkualitas dengan harga terjangkau. Selain itu, Jalan Asia Afrika juga dekat dengan pusat kebutuhan aksesoris, souvenir, dan kebutuhan peribadatan khas Tionghoa yang terletak di Jalan CIbadak. Jalan Cibadak merupakan tempat digelarnya perayaan Cap Gomeh terbesar di Kota Bandung sebagai salah satu cerminan budaya Tionghoa yang dilestarikan.

Akses menuju Jalan ABC, Jalan Banceuy dimana terletak pusat onderdil dan kebutuhan kelistrikan serta rumah tangga di Kota Bandung, juga mudah dijangkau dari Jalan Asia Afrika.

Selain itu, kuliner khas Jawa Barat dapat Anda temukan setiap malamnya di sebrang Savoy Homann Hotel. Beragam makanan mulai dari tahu gejrot, sekoteng, bubur ayam, hingga nasi goreng dengan harga yang sangat terjangkau. Selain itu, adapula Soto Bandung "Ojo Lali" di Jalan Cibadak yang menjadi primadona bagi setiap wisatawan yang datang berkunjung  ke Kota Bandung.

Berbagai moda transportasi pun melintas menuju Jalan Asia Afrika, sehingga bagi Anda yang tidak membawa kendaraan pribadi, Anda dapat menggunakan transportasi umum yang tersedia. Seperti Angkutan Kota Jurusan Kalapa (berhenti di samping Grand Hotel Prenager Jalan Tamblong) serta Becak. Namun, kami menyarankan agar Anda berjalan kaki menyusuri Jalan Aisa Afrika, agar Anda dapat menikmati suasana sejarah Kota Bandung dan mengenal lebih dekat bangunan-bangunan bersejarah, serta tentunya berfoto untuk mengabadikan momen jalan-jalan Anda! Selamat menikmati :) /rjp

Minggu, 15 April 2012

Gasibu


Minggu pagi yang cerah untuk berolahraga di lapangan gasibu dan juga berkah bagi pedagang Gasibu, apa itu Gasibu ? Warga Bandung pasti tidak asing lagi dengan lapangan gasibu. Lapangan gasibu yang terletak tepat di seberang Gedung Sate tidak hanya digunakan untuk berolahraga orang bandung saja, tetapi gasibu juga ramai oleh para pedagang pada hari minggu dan sering disebut sebagai pasar Gasibu Maka tidak heran kalau pada hari Minggu, Gasibu super duper macet dan penuh dengan masyarakat Bandung maupun wisatawan dari luar Bandung.



Pasar Kaget Gasibu Seberang Gedung Sate

Pasar Gasibu yang mulai dikenal sejak tahun 2000 sampai saat ini masih menjadi ruang publik yang selalu dinanti masyarakat, tak heran jika hari minggu tiba masyarakat tumpah ruah ke gasibu, biasanya mereka melakukan kegiatan - kegiatan yang menyenangkan, seperti berbelanja, sarapan atau bahkan jalan - jalan untuk sekedar cuci mata atau bahkan mengajak buah hati menikmati permainan yang sudah jarang ditemui seperti topeng monyet, odong - odong dll.



Sang Monyet pun beraksi di Gasibu

Pasar Gasibu sendiri tak ubahnya "one stop shoping" bagi masyarakat, karena di pasar Gasibu sendiri hampir segala macam jenis barang mulai dari aksesoris, tas, baju, perlengkapan rumah tangga pun ada di pasar Gasibu, bahkan belakangan para penjual motor sampai provider ikut "menggoda" mata pengunjung pasar Gasibu. Selain barang - barang, di Gasibu makanan tradisional seperti cilok, cimol, kerak telor, dll sampai makanan internasional macam spagheti, sosis, dll ikut "merayu" pengunjung agar mampir dan mencicipi. 


Cimol si makanan khas Bandung

Gasibu memang kini semakin menjelma menjadi salah satu wisata di kota Bandung dan sebagai tempat rekreasi dari semua golongan masyarakat kota Bandung, mulai dari yang tua dan yang muda, yang kaya dan yang miskin semua membaur jadi satu di pasar Gasibu, masyarakat pun berharap agar Gasibu terus ada karena merupakan wisata yang tidak ada di kota lainnya dan juga merupakan hiburan murah meriah dengan sensasi yang WAH...


Memadu Kasih di Gasibu

Tidak lengkap rasanya bagi wisatawan yang datang ke Bandung bila tidak singgah ke pasar Gasibu, terutama bagi wisatawan yang mencari barang, makanan atau bahkan suasana yang "bandung banget", selamat berkunjung ke pasar Gasibu dan selamat menikmati kehangatan dan keramahan yang ditawarkan, tapi jangan lupa tetap menjaga kebersihan dan ketertiban di pasar Gasibu :) .

Senyum Hangat Pedagang Pasar Gasibu

Lapangan Gasibu terletak strategis di Pusat Kota Bandung sehingga akses menuju lokasi sangatlah mudah. Berbagai angkutan umum melintas di depan Lapangan Gasibu. Dari arah Jalan Supratman terapat angkutan kota jurusan Cicaheum-Ledeng. Sedangkan dari arah Dipatiukur , Anda dapat menggunakan angkutan kota jurusan Croyom-Cicaheum.









Wilujeng Sumping di Kota Bandung

Gedung Sate Di Malam Hari
Selamat datang di Bandung ! Daerah dengan berbagai pilihan tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi oleh turis, baik lokal ataupun mancanegara. Akhir tahun 2011, Bandung dikunjungi oleh hampir 4 juta wisatwan pada periode libur akhir tahun dan dikunjungi oleh lebih dari 10 ribu pengunjung pada akhir pekan. Agar memudahkan Anda berwisata di Bandung, kami menyediakan berbagai informasi mengenai berbagai kategori wisata di Bandung, mulai dari wisata alam hingga wisata event. Selain itu, kami juga menyediakan berbagai tips, informasi beberapa hotel dan penginapan, serta transportasi yang dapat memudahkan Anda berkeliling Bandung. Salam Wisata :)